Tanpa sadar, orang tua memperlakukan anak secara negatif. entah dengan bahasa negatif seperti kata-kata kasar, labelling, ataupun tindak kekerasan semisal mengabaikan, mencubit, menjewer, bahkan memukul anak. orang tua merasa cara-cara tersebut wajar untuk mendisiplinkan anak, juga merupakan bagian dari perhatian dan kepedulian orang tua. padahal perlakuan negatif pada anak saat ini akan menimbulkan bekas luka saat dewasa kelak. anakpun bisa tumbuh menjadi pribadi dengan konsep diri negatif dan kurang percaya diri.
Harus dipahami, tiga tahun pertama adalah masa golden years alisa masa emas tumbuh kembang seorang anak. pada masa ini orang tua harus memberikan yang terbaik bagi anak. ibarat membangun rumah, tiga tahun pertama adalah membangun fondasi bagi perkembangan anak. perlakuan negatif dari orang tua sama saja dengan merapuhkan fondasi anak. anak yang mengalami perlakuan negatif pada masa kecilnya juga berpotensi mengembangkan perilaku sama dalam mengasuh anaknya kelak, bahkan dalam memperlakukan orang tuanya. karena itu, marilah para orangtua memperbaiki pola asuh agar lebih baik.
semakin banyak hal positif yang dialami anak, semakin membantunya tumbuh dan berkembang sebagai pribadi yang memiliki konsep diri positif serta penuh percaya diri.
Berikut ini ada beberapa tips untuk menjadi orangtua yang sayang anak :
- Jalani Peran Orangtua dengan sepenuh hati Kita memiliki banyak aktifitas, baik di dunia pekerjaan, keluarga besar, masyarakat dan di rumah sebagai orangtua. terkadang peran-peran tersebut menjadi tumpang tindih. karena di kantor biasa memberikan instruksi pada anak buah, maka kebiasaan itu terbawa ke rumah, yaitu menjadi Bos bagi anak. tak jarang masalah kantor pun terbawa sampai ke rumah, sehingga emosinya dilampiaskan ke anak dan anak menjadi korban. di luar rumah bolehlah kita menjadi seorang Bos, pegawai atau siapapun. namun, ketika sedang berada di rumah, kita adalah Ayah & Ibu bagi anak. Usahakan agar kita melenyapkan segala masalah sehingga bisa lebih fokus memberikan perhatian kepada anak. ssssst.... anak-anak tau lhoo ketika kita tidak bersungguh-sungguh memperhatikan mereka.
- Kontrol Emosi Saat kesal, jangan limpahkan pada anak. Apa yang kita lakukan, ucapkan, bahkan pikirkan, semuanya dilihat, didengar, dan dirasakan anak, sekalipun dia belum memahami apa yang dimaksud. Jika tingkah laku anak mulai diluar kendali, coba tenangkan dan dinginkan kepala terlebih dulu. tarik nafas dalam-dalam sebelum merespons. Ingat, kita sedang menghadapi seorang anak, bukan orang dewasa. mereka hanya belum tahu dan belum mampu membedakan mana yang benar dan salah, mana yang boleh dan yang tidak. Tugas kitalah untuk memberi tau dan membimbingnya dengan sabar, melalui perilaku dan perkataan kita sehari-hari.
- Setiap anak itu unik & spesial Setiap anak, bahkan anak kembar sekalipun memiliki keunikan yang membuat dia spesial. Mulai penampilan fisik, sifat, karakter, kelebihan dan kekurangan, sampai kebiasaan. Hindari membanding-bandingkan anak, karena setiap anak berbeda. Maka dari itu kita juga punya cara berbeda pula dalam menghadapi masing-masing anak.
- Dengan dan pahami perasaan anak Dalam berperilaku, anak lebih banyak didorong oleh perasaan emosi atau yang sedang dia alami. karena secara alamiah, otak mereka masih terus tumbuh dan berkembang sehingga perilaku apapun yang mereka tampilkan hanya berdasarkan perasaan atau emosi. Oleh karena itu, jika kita melihat anak melakukan tindakan keliru, jangan serta merta menghukumnya. Dengarkan dulu alasan mengapa ia melakukan hal itu. Baru setelah itu, kita bisa memutuskan apa yang harus kita lakukan menanggapi perilaku tersebut. Dengan membantu anak mengenali perasaannya, anak juga belajar bahwa ada perbedaan antara perasaan dan pikiran.
- Pahami tehnik komunikasi Berkomunikasi dengan anak tentu berbeda dengan orang dewasa. Saat si kecil melakukan tindakan tidak tepat, maka memarahi, melabel, apalagi memukul tidak akan membuat anak mengerti pada apa yang dia lakukan. Justru membuat dia takut dan cemas. Penting bagi orang tua untuk memahami bagaimana cara berkomunikasi dengan si kecil, terutama dalam menyampaikan seperti apa sih perilaku yang tepat/benar.
menyanyi bersama