Recent Blog post
Archive for September 2013
Memiliki buah hati adalah amanah dari Allah SWT yang harus kita syukuri.....
Rasa syukur tersebut bisa kita wujudkan dengan memberikan perhatian penuh dan mencukupi kebutuhan baik menu biologis maupun mehu psikologisnya....
Menu biologis sebagai syarat mutlak pertumbuhan jasmani anak yang terangkum dalam empat sehat lima sempurna sudah sangat dipahami oleh sebagian besar orang tua saat ini. namun terkadang menu psikologis ini menjadi sesuatu yang sulit di temukan dan sangat mahal harganya, andaipun itu bisa di beli...
Kurangnya pengetahuan dan kesadaran dari orang tua pada umumnya terkadang menjadi -penyebab si anak minim asupan MENU PSIKOLOGIS. Tidak sedikit orang tua memberikan kepercayaan pengasuhan anaknya kepada baby sitter, pembanyu, tempat penitipan Anak, dan Guru di kelompok bermain atau PAUD. sehingga saat bersama orang tuanya pun si anak kurang mendapatkan bimbingan. kesibukan kerja menjadi alasan klasik untuk mengatakan tidak ada waktu untuk mengajari anak \tentang belajar atau sekedar mengatakan kata "Mama sayang Adek". Padahal pemenuhan menu psikologis ini tidak dapat tergantikan oleh siapapun dan apapun...
Mereka (baby sitter, pembantu, TPA dan Guru di Tempat bermain) hanya sebagai pendamping yang mengajari anak-anak mau melakukan sesuatu hal, bukan sebagai pemuas menu psikologis.
Menu psikologis merupakan asupan "gizi" yang bersumber dari kasih sayang objek lekat (dalam hal ini orang tua) yang mampu memberikan "kalori", sehingga mampu menopang pertumbuhan psikologis pada si buah hati. Menu psikologis bersifat afektif, bersumber dari hati yang berupa ; kasih sayang, kehangatan, perhatian, cinta kasih, rasa memiliki dan masih banyak lagi. untuk mampu memenuhi menu psikologis ini di butuhkan kemampuan empati yang dalam pada anak.
Empati adalah ikut merasakan sesuatu yang di rasakan oleh orang lain. Empati pada anak berarti ikut merasakan perasaan, kenyamanan dan keinginan anak. Kedalaman empati tersebut dapat diukur dari perilaku yang ditunjukkan anak. Biasanya, kalau si anak sudah mau menunjukkan penerimaan dan sikap positif berarti empati yang diberikan orang tua sudah baik. Hal yang harus dilakukan orang tua selanjutnya adalah memberikan stimulus untuk mencoba memenuhi kebutuhan anak. Misalnya saat anak harus merengek untuk sekedar meminta sesuatu pada orang tuanya. Meninta inilah,....itulah,,,,anulah..... yang kadang membuat orang tua jengkel atau marah. Misalnya saat orang tua sibuk memasak, membereskan rumah yang di beranatakin sama anak, asyik memilih barang belanjaan atau sekedar ngerumpi karena ada tetangganya yang suaminya tak pulang-pulang. Kalau si anak di tanya " kenapa adik?mau minta apa?" si anak justru semakin merengek, menangis, bahkan teriak... Kalau sudah seperti ini kadang orang tua justru membentakdan menyuruh anak untuk diam. Padahal kalau orang tua sampai melakukan hal seperti itu sangat tidak baik untuk perkembangan psikis anak. Kalau orang tua mau bersabar dan mau berempati sedikit saja, sesungguhnya mereka tidak mau berempati sedikit saja sesungguhnya mereka tidak mau apa-apa atau meminta apapun. mereka hahya ingin sekali menyampaikan sesuatu.
Namun sayang.....sebagian besar dari mereka belum mampu..... Kalau mereka mampu, mereka akan mengatakan "jangan cuekin aku ma...aku minta perhatian dan kasih sayangmu....karena aku letih sekali seharian belajar banyak hal di sekolah....aku capek bermain ayunan dan lari-larian....aku bosan dengeerin mama ngobrol sama si Tante itu terus.....aku mau mama memperhatikanku....membelaiku.......manjain aku.......menyanjungku......menanyaiku belajar apa aja di sekolah......mendoakan aku biar aku jasi anak pinter,,sholeh.... atau sekedar mengatakan kangen padaku......"
Sayang mereka belum mampu merangkai kata menjadi kalimat untuk memohon kebutuhan demi memenuhi kebutuhan menu psikologis mereka. itulah mereka, anak-anak dengan kemanjaannya, berperilaku yang menurut penilaian orang dewasa "sesuka hatinya", padahal lebih dari itu. Mereka berperilaku sesuai dengan kebutuhan perkembangan kognitif, afektif, dan psikomotorik.
Selamat menikmati "rengekan" manja si Buah hati, itu adalah permohonan kasih sayang meomentum pertumbuhannya. Semoga amanah ini menjadi kebahagiaan orang tua....
By : Bu Hermy "love u kids"
Rasa syukur tersebut bisa kita wujudkan dengan memberikan perhatian penuh dan mencukupi kebutuhan baik menu biologis maupun mehu psikologisnya....
Menu biologis sebagai syarat mutlak pertumbuhan jasmani anak yang terangkum dalam empat sehat lima sempurna sudah sangat dipahami oleh sebagian besar orang tua saat ini. namun terkadang menu psikologis ini menjadi sesuatu yang sulit di temukan dan sangat mahal harganya, andaipun itu bisa di beli...
Kurangnya pengetahuan dan kesadaran dari orang tua pada umumnya terkadang menjadi -penyebab si anak minim asupan MENU PSIKOLOGIS. Tidak sedikit orang tua memberikan kepercayaan pengasuhan anaknya kepada baby sitter, pembanyu, tempat penitipan Anak, dan Guru di kelompok bermain atau PAUD. sehingga saat bersama orang tuanya pun si anak kurang mendapatkan bimbingan. kesibukan kerja menjadi alasan klasik untuk mengatakan tidak ada waktu untuk mengajari anak \tentang belajar atau sekedar mengatakan kata "Mama sayang Adek". Padahal pemenuhan menu psikologis ini tidak dapat tergantikan oleh siapapun dan apapun...
Mereka (baby sitter, pembantu, TPA dan Guru di Tempat bermain) hanya sebagai pendamping yang mengajari anak-anak mau melakukan sesuatu hal, bukan sebagai pemuas menu psikologis.
Menu psikologis merupakan asupan "gizi" yang bersumber dari kasih sayang objek lekat (dalam hal ini orang tua) yang mampu memberikan "kalori", sehingga mampu menopang pertumbuhan psikologis pada si buah hati. Menu psikologis bersifat afektif, bersumber dari hati yang berupa ; kasih sayang, kehangatan, perhatian, cinta kasih, rasa memiliki dan masih banyak lagi. untuk mampu memenuhi menu psikologis ini di butuhkan kemampuan empati yang dalam pada anak.
Empati adalah ikut merasakan sesuatu yang di rasakan oleh orang lain. Empati pada anak berarti ikut merasakan perasaan, kenyamanan dan keinginan anak. Kedalaman empati tersebut dapat diukur dari perilaku yang ditunjukkan anak. Biasanya, kalau si anak sudah mau menunjukkan penerimaan dan sikap positif berarti empati yang diberikan orang tua sudah baik. Hal yang harus dilakukan orang tua selanjutnya adalah memberikan stimulus untuk mencoba memenuhi kebutuhan anak. Misalnya saat anak harus merengek untuk sekedar meminta sesuatu pada orang tuanya. Meninta inilah,....itulah,,,,anulah..... yang kadang membuat orang tua jengkel atau marah. Misalnya saat orang tua sibuk memasak, membereskan rumah yang di beranatakin sama anak, asyik memilih barang belanjaan atau sekedar ngerumpi karena ada tetangganya yang suaminya tak pulang-pulang. Kalau si anak di tanya " kenapa adik?mau minta apa?" si anak justru semakin merengek, menangis, bahkan teriak... Kalau sudah seperti ini kadang orang tua justru membentakdan menyuruh anak untuk diam. Padahal kalau orang tua sampai melakukan hal seperti itu sangat tidak baik untuk perkembangan psikis anak. Kalau orang tua mau bersabar dan mau berempati sedikit saja, sesungguhnya mereka tidak mau berempati sedikit saja sesungguhnya mereka tidak mau apa-apa atau meminta apapun. mereka hahya ingin sekali menyampaikan sesuatu.
Namun sayang.....sebagian besar dari mereka belum mampu..... Kalau mereka mampu, mereka akan mengatakan "jangan cuekin aku ma...aku minta perhatian dan kasih sayangmu....karena aku letih sekali seharian belajar banyak hal di sekolah....aku capek bermain ayunan dan lari-larian....aku bosan dengeerin mama ngobrol sama si Tante itu terus.....aku mau mama memperhatikanku....membelaiku.......manjain aku.......menyanjungku......menanyaiku belajar apa aja di sekolah......mendoakan aku biar aku jasi anak pinter,,sholeh.... atau sekedar mengatakan kangen padaku......"
Sayang mereka belum mampu merangkai kata menjadi kalimat untuk memohon kebutuhan demi memenuhi kebutuhan menu psikologis mereka. itulah mereka, anak-anak dengan kemanjaannya, berperilaku yang menurut penilaian orang dewasa "sesuka hatinya", padahal lebih dari itu. Mereka berperilaku sesuai dengan kebutuhan perkembangan kognitif, afektif, dan psikomotorik.
Selamat menikmati "rengekan" manja si Buah hati, itu adalah permohonan kasih sayang meomentum pertumbuhannya. Semoga amanah ini menjadi kebahagiaan orang tua....
By : Bu Hermy "love u kids"
Kasih Sayang sebagai "Menu Psikologis" Si Buah Hati
I.
Acuan Tema Bulan September 2013
LANLANDASAN UMUM
LANLANDASAN UMUM
a. Berdasarkan Al-Qur’an Surat Al-Anam (6) Ayat 138 :
138. Dan
mereka mengatakan[510]: "Inilah hewan ternak dan tanaman yang dilarang;
tidak boleh memakannya, kecuali orang yang kami kehendaki", menurut
anggapan mereka, dan ada binatang ternak yang diharamkan menungganginya dan ada
binatang ternak yang mereka tidak menyebut nama Allah waktu
menyembelihnya[511], semata-mata membuat-buat kedustaan terhadap Allah. kelak
Allah akan membalas mereka terhadap apa yang selalu mereka ada-adakan.
b.
Asmaul Husna : Al Mu’miitu ( Allah Maha mematikan)
c.
Pembiasaan Sikap : Kasih sayang
d.
Hadist : Mengasihi Makhluk Alloh
Irham
manfil arddhi yarhamka min fissamaa’
(kasihanilah makhluk dibumi, maka engkau
dikasihni yang dilangit)
II.
PENGETAHUAN
UMUM
Sapi
atau lembu termasuk hewan ternak, seperti halnya banteng, kerbau kambing, Sapi dipelihara
terutama untuk dimanfaatkan susu dan dagingnya sebagai pangan manusia. Hasil sampingan, seperti kulit, jeroan, dan tanduknya
juga dimanfaatkan untuk berbagai keperluan manusia. Di sejumlah tempat, sapi
juga dipakai sebagai penggerak alat transportasi,
pengolahan lahan tanam (bajak), dan alat
industri lain (seperti peremas tebu). Karena
banyak kegunaan ini, sapi telah menjadi bagian dari berbagai kebudayaan manusia
sejak lama.
a. Pengertian Sapi
Perah
Sapi
adalah hewan ternak terpenting sebagai sumber daging, susu, tenaga kerja dan
kebutuhan lainnya. Sapi menghasilkan sekitar 50% (45-55%) kebutuhan daging di
dunia, 95% kebutuhan susu dan 85% kebutuhan kulit..
Sapi
perah merupakan salah satu hewan ternak yang banyak di budidayakan di
Indonesia. Tujuan utama melakukan ternak sapi perah adalah untuk di manfaatkan
susunya, karena permintaan pasar akan susu semakin hari semakin meningkat.
b. Jenis-Jenis Sapi
Perah
Sapi perah dibedakan menjadi dua menurut
asalnya, yaitu sapi yang berasal dari daerah tropis dan sub tropis
1. Sapi
Perah Asal Daerah Tropis
a)
Red Shindi
b)
Sahiwal
2. Sapi
Perah Asal Daerah Sub Tropis
a)
Friesian
Holstein/ (Fries Holland)
b)
Brown Swiss,
c)
Ayrshire
d)
Guernsey
c. Anatomi Sapi
a. Pada kepala Sapi ada : ~ mata : untuk melihat
~ telinga : untuk
mendengar
~hidung : untuk
mencium
~mulut : untuk
mengunyah
b. Pada badan sapi ada : ~
perut : untuk mencerna makanan
c. Anggota tubuh sapi ada :
~ kaki : untuk bergerak (sapi memiliki 4 kaki)
~ ekor : untuk
keseimbangan.
d. Sapi termasuk hewan pemamah biak, yaitu sistem pencernaan memungkinkan
memakan dengan cara mengunyah.
e. Periode kehamilan sapi adalah antara 7-8 bulan.
f.
Bobot sapi
dewasa tergantung jenis sapi dan cara berkembang biaknya. rata-rata sapi
berbobot 753 kg
KEGIATAN
PENUNJANG
a. Manfaat Susu
Sapi
Banyak manfaat yang dapat kita ambil
dari susu sapi
1.
Menjaga
kesehatan tulang
2.
Menyehatkan
gigi.
3.
Mencegah terkena
serangan jantung.
4.
Menjaga dan
menurunkan tekanan darah.
5.
Susu sangat baik
terhadap kecantikan kulit.
6.
Membuat luka
pada tubuh bisa sembuh lebih cepat.
7.
Menetraklisir
racun yang ada di dalam tubuh.
8.
Membuat kinerja
otak menjadi lebih baik
9.
Susu juga ampuh
memelihara kesehatan mata
b. Hasil Olahan
Dari Bahan Baku Susu
Banyak jenis bahan makanan yang dapat
dibuat dari bahan baku susu antara lain
1. Es
krim,
2. Susu
bubuk
3. Susu
kental
4. Mentega
5. Yoghurt
6. Permen
susu dl
-
Insya Allah,
akan berkunjung ke Peternakan Sapi perah
WARNA
DAN BENTUK
a.
Warna : Putih
b.
Bentuk : Segitiga