Recent Blog post

Archive for February 2015

Menerapkan Pola Asuh yang sensitive Gender, penting bagi anak laki-laki dan anak perempuan agar mereka berkembang secara optimal.

Terhadap perilaku anak laki-laki yang biasa lebih aktif dan agresif, ternyata orangtua tidak disarankan untuk melabel "nakal" atau "pemberontak", karena, memang demikianlah salah satu perbedaan antara perempuan dengan lelaki.
Perempuan memiliki daya ingat jangka panjang yang lebih hebat, sehingga mampu menyelesaikan soal dengan cara yang sudah diajarkan. Sementara laki-laki punya kreatifitas dan keberanian mengambil resiko yang lebih besar, sehingga lebih memilih mengunakan cara baru untuk menyelesaikan soal yang sama.
Pengetahuan tentang perbedaan gender antara laki-laki dan perempuan, dapat menjadi modal berharga bagi orang tua, dalam menerapkan pola asuh yang tepat bagi anak-anak dengan jenis kelamin berbeda.
Nature dan nurture. Dulu, banyak kalangan berpendapat bahwa perkembangan peran jenis kelamin disebabkan oleh faktor bawaan saja (nature), seperti hormon, kromosom, dsb, atau faktor lingkungan saja (nurture), misalnya yang didapat dari pola asuh, perlakuan lingkungan dan lain sebagainya. Padahal, melihat salah satu faktor tanpa mengkaitkannya dengan faktor lain sangat berbahaya bagi perkembangan anak. Karena pada dasarnya, kedua faktor tersebut saling mempengaruhi. Pentingnya pola asuh yang sensitive terhadap gender atau peran jenis kelamin, untuk lebih memahami apa kebutuhan anak sesuai dengan jenis kelaminnya masing-masing. Perlakuan terhadap anak laki-laki tentu berbeda dengan perlakuan terhadap anak perempuan. Semua disesuaikan dengan keunikan masing-masing jenis kelamin, yang tentu berbeda secara biologis, perkembangan motorik dan kognitif, serta perilaku sosial dan kepribadiannya.
Sensitive sesuai takaran. menerapkan pola asuh yang sensitive gender, sangat penting untuk menyesuaikan diri dengan keadaan dan kebutuhan anak. Orangtua bisa saja kurang sensitive dalam menerapkan pola asuh sesuai gender, sehingga semua anak baik laki-laki maupun perempuan di perlakukan sama. Misalnya, semua anak harus belajar tari balet atau semua anak harus berani membetulkan genteng, tanpa memperhatikan minat dan kenyamanan anak dalam melakukannya. Pola asuh yang kurang sensitif gender seperti ini, akan mengakibatkan anak merasa tidak nyaman, merasa kebingungan dalam berperan sesuai dengan jenis kelamin. Sehingga pada tingkat yang lebih serius, dapat berakibat pada kebingungan orientasi seksual hingga depresi.
Sebaliknya, perlakuan terlalu sensitif dalam emnjalankan peran jenis kelamin., juga kurang baik pengaruhnya bagi anak. Misalnya, anak perempuan harus selalu memakai rok, tidak boleh bekerja kasar apalagi mencuci mobil, harus selalu menurut dan lain sebagainya. Sedangkan anak laki-laki tidak boleh menangis, tidak boleh memasak dan harus memakai pakaian berwarna gelap, dll. Hal ini akan membuat anak merasa diperlakukan kurang adil, misalnya, membandingkan dirinya dengan saudaranya yang berbeda jenis kelamin, memiliki konsep diri yang terbatas, kurang fleksibel terhadap peran yang ada- misalnya bapak yang tidak mau menggendong bayi karena merasa tidak pantas laki-laki menggendong bayi serta kurang sensitif atau kurang dapat berempati terhadap lawan jenis.
yang paling tepat adalah pola asuh yang tidak keterlaluan sensitifnya, namun juga bukan tidak peka. Jadi, cukup sensitif dan fleksibel berada ditengah-tengah antara dua ekstrim tersebut. bukankah tidak ada salahnya seorang anak laki-laki memiliki beberapa sifat feminim, seperti penuh kasih sayang atau lembut. dan anak perempuan juga boleh memiliki beberapa sifat maskulin, seperti mandiri dan berani mengambil resiko, jika semua itu merupakan nilai-nilai yang dibutuhkan sang anak dalam menggapai masa depannya.

Pola asuh seperti itu akan membuat anak menjadi lebih berpikiran terbuka, fleksibel, mudah beradaptasi dengan keadaan, terampil di berbagai bidang, lebih ekspresif, dan akhirnya akan membuatnya lebih bahagia dengan hidupnya.

Sumber : Ayahbunda.co.id

By : ANggun W.

Menerapkan Pola Asuh Yang Sensitive Gender

By : paud istiqomah sambas Purbalingga
Thursday 26 February 2015
0


Budidaya Tanaman Tomat Karunia Allah S.W.T

       I.            LANDASAN UMUM
a.       Berdasarkan Al-Qur’an  Surat Al-An’am (6) Ayat 99 :
Artinya : Dan Dialah yang menurunkan air hujan dari langit, lalu Kami tumbuhkan dengan air itu segala macam tumbuh-tumbuhan maka Kami keluarkan dari tumbuh-tumbuhan itu tanaman yang menghijau. Kami keluarkan dari tanaman yang menghijau itu butir yang banyak; dan dari mayang korma mengurai tangkai-tangkai yang menjulai, dan kebun-kebun anggur, dan (Kami keluarkan pula) zaitun dan delima yang serupa dan yang tidak serupa. Perhatikanlah buahnya di waktu pohonnya berbuah dan (perhatikan pulalah) kematangannya. Sesungguhnya pada yang demikian itu ada tanda-tanda (kekuasaan Allah) bagi orang-orang yang beriman. (QS. An-An’am, 6 : 99).
b.      Asmaul Husna       : Ar Rahim/  (Allah Maha Penyayang)
c.       Pembiasaan Sikap : Istiqomah (Teguh Pendirian)
d.      Hadist                   : Keutamaan Sedekah dapat menyembuhkan penyakit (H.R Thabrani)
دَاوُ وْا مَرْضَاكُمْ بِالصَّدَقَة ِ     
“Obatilah orang-orang yang sakit dari kalian dengan sedekah!” (HR. Abu Daud, Thabrani).


    II.            PENGETAHUAN UMUM
Dalam pertanian, tanaman adalah beberapa jenis organisme yang dibudidayakan untuk dipanen ketika sudah mencapai tahap pertumbuhan tertentu. Menurut kelompok produknya, tanaman biasa dibedakan menjadi:
{  Serealia, tanaman pangan utama penghasil biji-bijian
{  Tanaman buah, penghasil buah-buahan
{  Tanaman industri, penghasil bahan baku industri (pewarna, karet, dan sebagainya)
{  Tanaman umbi-umbian, penghasil umbi yang dapat dimakan
{  Tanaman serat, untuk menghasilkan serat yang digunakan untuk keperluan tertentu, seperti pembuatan tekstil dan kertas.
{   Tanaman sayuran, penghasil sayur-mayur
Sayuran merupakan bagian dari tumbuhan yang dapat dimakan mentah maupun masak, yaitu bagian tumbuhan selain buah dan biji-bijian. Definisi sayuran pada umumnya merupakan definisi secara kuliner dan budaya, ada sayuran yang dikategorikan berdasarkan botani. Misalnya tomat disebut sayuran secara kuliner/budaya, namun tomat disebut buah secara botani. Tomat dikategorikan sebagai sayuran meski mempunyai struktur buah. Tanaman ini bisa tumbuh di dataran tinggi maupun rendah. Yang penting tanaman tomat harus berada dalam tanah yang subur dan gembur.

VIII.            DAFTAR PUSTAKA
-          http://www.anneahira.com/
-          http://rajinmenanam01.blogspot.com/

 IX.            PENANGGUNG JAWAB ACUAN TEMA
a.       Lazmi Indah satriani, A.Md
b.      Rokhati, A.Ma


Acuan Tema Bulan Februari 2015

By : paud istiqomah sambas Purbalingga
Wednesday 25 February 2015
0

- Copyright © Paud Istiqomah Sambas - Blogger Templates - Powered by Blogger - Designed by Johanes Djogan -